Gimik fantasi.

Obsesi?,
Atau ambisi?,
Minim prestasi,
Mengejar tahta seperti adiksi,
Tanpa esensi,
Melanggar konstitusi.
Impresi?
Yang dijual gimik penuh tendensi,
Maknanya?
Hanya deviasi,
Potensi?,
Ini hanya nafsu yang berkompetisi,
Resolusi?,
Lupa dengan dosanya akan dehumanisasi,
Demokrasi?
Lama mati,
Karena mata dan telinga sudah tertutup dari aspirasi.
Bansos adalah solusi,
Sementara kemiskinan hal terakhir yang perlu diatasi.
Makan siang pakai nasi,
Makan malam cuman menyayat hati,
Apalagi sarapan cuman berita pahit soal korupsi.
Tanpa intervensi,
Ambisi pun menjadi obsesi,
Tanpa intervensi,
Merajalela-lah korupsi,
Tanpa intervensi,
Reduplah oposisi,
Tanpa intervensi,
Tertutuplah investigasi,
Tanpa intervensi,
Sunyilah redaksi,
Tanpa intervensi,
Negeri ini penuh fantasi,
Hanya bagi dia sekeluarga yang berdasi.
“Kemerdekaan itu nasi dimakan jadi tai” — Wiji Thukul, puisi ‘kemerdekaan’ — 1982